Komunikasi Produktif #6: Berbagi Rejeki


Memang benar. Setelah menikah, rejeki suami bisa jadi nyantol di istri. Begitu pun sebaliknya, rejeki istri nyantol di suami. Rejeki anak bisa nyantol di ibunya atau ayahnya.

Satu hal yang pasti, rejeki, entah dari pintu mana saja dia datang, memang untuk dibagi dan dinikmati bersama.

Salah satu contohnya case satu ini. Kami sebetulnya sudah punya rencana untuk kencan sehari semalam di luar kota dari Februri lalu. Maunya sih mainnya April nanti. Qadarullah, awal Maret kemarin dapat kabar bahagia kalau saya hamil. Rencana yang sudah disusun rapi tiba-tiba harus diikhlaskan karena kekhawatiran suami sama Kakak Bayi yang ada di perut.

Minggu lalu, beberapa job content placement masuk ke email saya. Alhamdulillah, rejekinya kakak nih. Di sisi lain, ada satu email pemberitahuan lomba yang pernah saya ikuti. Mereka menyampaikan kalau saya mendapatkan hadiah menginap semalam. Lalu, mereka minta data nama saya, tanggal menginap, dan di hotel mana. Alhamdulillah. Rencana main yang awalnya mau dikubur dalam-dalam jadi digali lagi.

"Mas, aku dapet voucher nginap gratis nih."
"Di mana?"
"Kita yang pilih di mana dan kapannya."

Suami sih yang langsung gercep pilih itenerary yang aman untuk bumil. Langsung cari hotel terdekat juga.

Ini beneran jadi babymoon yang nggak disangka-sangka. Macem honeymoon kami dulu. Berangkat juga karena dapat tiket pesawat gratis ke Bali untuk 2 orang.

"Mas, kayaknya rejeki kita buat main itu selalu datang dari blog ya."
"Iya. Jadi, kapan ada lomba yang hadiahnya jalan-jalan lagi?"

Wkwkwk... Maunyaa..

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.