Game Level 11: Perlindungan dari Kejahatan Seksual










Bagaimana bila kejahatan itu sudah terjadi?

Biasanya Anak yang pernah mengalami kekerasan seksual bentuk apapun akan memiliki berbagai rasa takut yang membuat mereka sulit untuk menceritakan pengalamannya.
• Takut kalau pelaku mungkin akan menyakiti dirinya ataupun keluarganya
 • Takut orang-orang tak akan percaya dan malah berbalik menyalahkan dirinya
• Khawatir bahwa orangtua akan marah atau kecewa kepada mereka
 • Ketakutan bahwa dengan mengungkapkan kejadian, ia akan mengganggu keluarga, terutama jika pelaku merupakan kerabat dekat atau anggota keluarga sendiri
• Ketakutan bahwa jika memberi tahu ia akan diambil dan dipisahkan dari keluarga

Kemampuan seorang anak untuk mengungkapkan peristiwa pelecehan atau kekerasan, akan berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya…
Anak korban kejahatan/kekerasan seksual mengalami trauma yang berdampak kepada fisik dan psikologisnya. Oleh sebab itu, berkomunikasi dengan anak korban kekerasan seksual haruslah hati- hati agar tidak menambah luka dihatinya. Agar anak lebih terbuka, jangan melakukan percakapan yang bersifat mengintimidasi, khususnya pada anak kelompok batita dan balita. Pertanyaan yang diajukan harus lebih spesifik dan terbuka. Hindari pertanyaan tertutup yang hanya memerlukan jawaban “ya” atau “tidak”.
Lakukan komunikasi dengan korban  pilihlah waktu yang tepat dan tempat yang nyaman. Sehingga anak merasa nyaman dan aman.

Yang perlu diperhatikan saat berkomunikasi dengan anak korban kejahatan seksual.
• Jaga nada bicara
• Berbicara secara langsung
• Dengarkan dan tindaklanjuti jawaban anak
• Yakinkan anak bahwa mereka tidak bersalah
• Bersabar
• Tetap tenang
• Percaya apa yang dikatakan anak
• Kembalikan rasa aman pada anak
• Jangan biarkan anak menyalahkan diri sendiri

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.