Game Level 4: Gaya Belajar Saya #13





Hari ini judulnya belajar naik angkutan umum. Ya Allah, berasa macem anak SD banget deh kalau gini.

Bogor ini memang terkenal dengan kota sejuta angkot. Tapi selama hampir setahun tinggal di sini, baru sekali naik angkot. Itu pun bareng temen.

Jadi, bisa dibilang saya buta soal perangkotan di sini. Membedakan angkot yang satu dengan yang lain saja tak mampu. Kenapa semua warnanya sama? Kalau nggak hijau ya biru.

"Itu ada nomornya, Dek," jelas suami saya.

Alasan terbesar kenapa saya harus banget naik angkot adalah karena tangan suami lagi sakit. Ini nih yang bikin beliau jadi nggak bisa naik motor gedhe seperti biasanya. Alhasil, motor yang biasa saya pakai ke mana-mana harus banget direlakan untuk dipakai beliau dulu sampai sembuh. Sedangkan, hari ini saya ada jadwal kajian di kampus. Rugi aja kalau nggak datang. Enggak sih, saya lagiau push diri saya yang belakangan mulai malas.

"Ayo Lelly, kalahkan malasmu. Jangan mau kalah!"

Pilihan satu-satunya untuk bisa sampai ke kampus ya naik angkot. Jalan kaki dulu sampai depan gang, lalu naik angkot.

Nggak masalah sih jalan kaki. Sekalian olahraga. Hehehe..

Sebelum naik angkot ini saya banyak tanya ke teman saya. Berapa lama kira-kira perjalanan dari rumah saya ke kampus. Angkotnya berapa lama, jalan kakinya berapa lama. Setelah itu tanya ke suami angkot apa yang bisa saya naiki. Memastikan lagi, angkot-angkot ini tidak mendadak belok kanan di depan Rumah Sakit Karya Bakti. Yaaa biar saya nggak nyasar.

Pas waktunya tiba. Deg-degan bangeeeeet. Hahaha...

Ini macem abis belajar langsung praktik lapangan ya ini. Dan kalau tidak terpaksa sekali mungkin saya nggak bakal naik angkot. Demi datang ke kajian nih. Semoga Allah ganti dengan pahala di setiap jejak langkah itu. Aamiin.


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.