Game Level 7 #8: Pelajari Dulu, Investasi Kemudian
Seperti yang sudah saya tuliskan dalam postingan sebelumnya,
suami saya bukan orang yang impulsive. Ketika dia menginginkan sesuatu pastu
akan mempertimbangkan banyak hal dulu dan merancang keuangan hingga akhirnya mampu
membeli. Beberapa bulan terakhir, kami banyak berdiskusi terkait investasi. Ada
rencana investasi property, perkebunan, emas, dan lain-lain. Meski tidak dalam
jangka waktu dekat belinya. Sementara ini, sudah ada tabungan investasi yang
kami miliki. Tidak banyak, tapi cukup.
Waktu antri kontrol kandungan minggu lalu, saya iseng kepo
HP suami. Apa sih yang sedang dia baca? Ada aplikasi apa saja yang ada di
HP-nya?
Ada satu aplikasi yang belum lama dia install dan cukup
menarik perhatian saya. Aplikasi untuk monitoring investasi di bidang pertanian.
Saya coba tanya ini apa dan bagaimana skema investasinya. Suami saya jelaskan
bagaimana sistem kerja investasi ini, akadnya bagaimana, dan seterusnya. Kebetulan
juga, saya tahu program serupa. Jadilah bahan diskusi menarik antara kami
berdua. Kami belajar bersama. Sama-sama registrasi juga. Jadi, kalau ada
peluang investasi kami bisa tahu dari email kami masing-masing.
Bukan hanya investasi di bidang pertanian, suami belakangan juga
mulai tertarik dengan saham. Saya cuma mengingatkan sebelum mulai investasi ke
sana harus tahu dulu hukumnya. Ada riba atau tidak. Akadnya bagaimana. Kalau sudah
oke, baru pelajari skema investasinya.
“Iya lah. Ini aku udah cari tahu dulu kok. Kalau saham Syariah
masih nggak apa-apa katanya.”
Tapi saya sendiri belum belajar lebih dalam dan sreg apa iya
ini betul-betul aman. Alhamdulillahnya, suami bukan orang yang suka membakar
uang untuk coba-coba. Dia masih main simulasi aja sekarang. Simulasi yang
didasarkan pada data real yang ada.
“Emang kapan mau mulai investasi?” tanya saya.
“Nanti kalau udah ada duit. Sekarang duitnya fokus buat
lahiran sama aqiqah dulu.”
Tidak ada komentar: