Game Level 7 #9: Persiapan Persalinan
Semakin mendekati HPL, mulai semakin banyak hal-hal yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata. Minimnya pengalaman kami sebagai orang tua baru
yang akhirnya memaksa kami untuk belajar lagi. Ada apa dengan diri saya, apa
yang bisa saya lakukan, bagaimana peran pasangan saya untuk membantu suksesnya
persalinan nanti. Intinya, kami jadi banyak belajar di sini.
Memasuki usia kehamilan 37 minggu banyak hal yang membuat
saya merasa rahim saya sedang mempersiapkan kelahiran kakak. Sayangnya, tiap
kali kontrol kehamilan, setelah pemeriksaan dalam, kondisi kakak tidak kunjung
berubah. Masih jauh sekali dari mulut rahim. Prenatal yoga sudah. Main gymball
sudah. Jalan kaki juga sudah. Suami saya bahkan memilihkan rute yang lumayan
membuat napas tersengal. Katanya, sekalian untuk melatih napas saya. Banyak jongkok
juga sudah. Entah kenapa.
Saya bilang, ini sudah waktunya dia lahir. Apa yang saya dan
suami saya bisa lakukan adalah membantu janin saya mudah untuk menemukan jalan
lahirnya. Kami pun mulai belajar dan mulai mempraktikkan apa saja yang bisa
membantu induksi secara alami. Apa yang kami praktikkan secara langsung memang
punya dampak yang luar biasa. Perut saya mulai sering kontraksi, meski belum
muncul kontraksi yang sesungguhnya. Rasa sakit juga sedikit demi sedikit juga
muncul. Saya sendiri merasa ada sesuatu yang terdorong mendekati Miss V dari
dalam perut saya.
Tapi, apa yang saya rasakan ternyata tidak terjadi demikian.
Posisi janin masih saja jauh dalam 2 minggu terakhir. Upaya yang kami lakukan
belum juga membantunya untuk menemukan jalan lahir. Sementara itu, kondisi ruang
tempat dia tumbuh mulai mengkhawatirkan. Jumlah cairan amnion mulai mendekati
batas bawah yang diizinkan. Berat badan janin juga tak bertambah secara
signifikan. Cenderung tetap segitu saja. Plasenta juga mulai menunjukkan tanda-tanda
penuaan.
Sejujurnya, saat mendengar itu semua saya ingin menangis. Hanya
ingin menangis. Sedangkan saya sendiri tidak paham apa yang sedang saya
rasakan. Kondisi janin maish baik-baik saja sebetulnya. Dokter juga terus
mengawasi. Tidak ada yang saya khawatirkan saat itu. Bahagia karena akan segera
melahirkan? Mungkin juga. Tidak bisa dipungkiri, saya ingin sekali dia lahir.
Perjuangan kami belum berakhir. Masih ada beberapa PR yang
harus kami lakukan agar janin kami bisa lahir dengan sehat dan selamat. Sementara
itu, kami terus belajar dari banyak sumber yang bisa kami jangkau. Makin paham
apa yang harus kami lakukan, makin tenang pikiran ini.
Tidak ada komentar: