Game Level 3: Melatih Kecerdasan Anak (Ummi Style vs Abi Style)



Hari ini mau cerita hal lain yang menarik dalam Family Project kali ini. Update cerita tentang apa yang kakak pelajari dilanjut besok aja yaa..

Sebelum menentukan dan menjalankan program stimulus janin lebih serius, saya kasih video referensi ke suami. Di video itu dijelaskan tentang bagaimana caranya dan dalil-dalil ilmiah yang menguatkan pendapat itu. Tujuannya sih biar calon Ummi dan Abi yang masih newbie banget ini tahu dan sefrekuensi dulu sebelum ngajarin kakak ini itu.

Singkat cerita, alhamdulillah bisa sama-sama paham harus gimana. Bisa saling mengingatkan juga satu sama lain.

Saya punya waktu pagi, siang, dan sore untuk ngobrol santai dengan Kakak atau mulai belajar bareng beneran. Sedangkan suami cuma punya jatah menjelang tidur aja.

Waktu belajar saya dan Kakak biasanya dibuka dengan pembukaan. Saya siapkan dulu Kakak untuk siap nerima materi baru. Persis macem mau ngajar di kelas. Bedanya, ini ngomong sama perut sendiri. Gaya bahasa saya sesuaikan tentunya. Setelah itu, baru deh belajar ini itu.

Sedangkan suami saya tidak. Biasanya nanya ke saya dulu, dia udah belajar apa hari ini. Terus tanpa preambule apa-apa meraba perut saya dan mulai menulis huruf sambil disebut.

"Pakai preambule dulu, Abi. Jangan langsung begitu."

Tapi yaaaa tetap saja dilakukan. Mungkin karna masih kagok sih.

Saya pun sebetulnya agak merasa aneh ketika melakukan hal ini untuk pertama kalinya. Ih, ngomong sendiri. Aneh banget.

Lama kelamaan ya biasa. Mau ngapain gitu, ngelus perut sambil ngobrol. Kalau santai sekali, nambah materi baru.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.